Jamaah jumat sekalian, marilah kita bertakwa kepada Alloh dengan sebenar-benar takwa.
Keluarga adalah asas bagi terwujudnya suatu masyarakat. Jika keadaan keluarga baik maka keadaan umatpun akan baik sehingga tujuan-tujuan mulia yang dicita-citakan umat bisa terwujud. Pasangan suami istri adalah benih pertama terbentuknya umat,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
QS al Hujurat:13.
Keluarga adalah tempat bernaung yang telah Alloh siapkan untuk manusia. Dengan berada di tengah-tengah keluarga seorang itu akan merasakan ketenangan dan kedamaian,
وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً
QS ar Rum:21.
Islam memotivasi umatnya untuk menikah bahkan menikah adalah ajaran para rasul,
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً
QS ar Ra’du:38.
Dengan menikah, dunia ini akan semakin ramai, berbagai aturan syariat bisa dipraktekkan, ketenangan jiwa dan kesenangan hidup bisa dirasakan.
Dengan adanya pernikahan, kehidupan akan teratur dan kehormatan akan terjaga.
Hubungan antara suami istri adalah hubungan rohani yang jika dijaga dengan baik akan berkelanjutan setelah meninggal dunia,
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آَبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ
QS ar Ra’du:23 dan
وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ
QS at Thur:21.
Karena demikian pentingnya pernikahan dalam Islam, Nabi memerintahkan untuk memilih perempuan yang bagus agamanya sehingga dengannya tujuan pernikahan bisa terwujud.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ » .
Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, “Wanita itu dinikahi karena empat faktor, harta, keturunan, kecantikan dan harta. Pilihlah wanita yang bagus agamanya, jika tidak maka engkau akan celaka” (HR Bukhari dan Muslim).
Wanita shalihah adalah sebaik-baik kesenangan dunia.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ ».
Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah bersabda, “Dunia itu berisi kesenangan dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita shalihah” (HR Muslim).
Wanita yang bagus agamanya akan mentaati Alloh kemudian suaminya, tidak sombong dan menentang suaminya, berusaha menyenangkan suaminya, melayani suaminya dan mencari ridha suami serta menjaga dirinya.
Ini semua dilakukan karena dia yakin bahwa dia akan berhasil masuk surga dan bebas dari neraka jika taat terhadap suaminya di samping melaksanakan berbagai kewajiban yang Alloh bebankan pada dirinya.
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ ».
Dari Abdurrahman bin Auf, Rasulullah bersabda, “Jika seorang perempuan melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan mentaati suaminya maka akan dikatakan kepadanya, ‘Silahkan masuk surga melalui pintu yang kau kehendaki” (HR Ahmad no 1661, dinilai hasan li ghairihi oleh Syuaib al Arnauth).
Agamalah yang membuatnya menjadi cantik lahir dan batin. Kecantikan itu akan lenyap dimakan usia, sedangkan harta itu datang dan pergi.
Sesungguhnya harta, pangkat dan kedudukan kenikmatan dunia yang palsu dan fenomena yang menipu. Sebaliknya harta dan akhlak adalah permata kekal yang akan selalu menyertai seseorang. Oleh karena itu, cukuplah dengan keduanya untuk memilih suami.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِذَا أَتَاكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ خُلُقَهُ وَدِينَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ ».
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Jika datang kepada kalian para wali seorang laki-laki yang kalian sukai agama dan akhlaknya maka nikahkanlah dia. Jika hal ini tidak kalian lakukan maka akan terjadi bencana di muka bumi dan kerusakan yang luas” (HR Ibnu Majah no 1967, dinilai hasan oleh al Albani).
Fenomena telat nikah adalah sebuah penyimpangan dan hal yang memalukan bagi suatu masyarakat yang hanya akan membuahkan berbagai keburukan dan penyimpangan perilakuk dan moral.
Pergaulan suami istri yang baik tidak akan terwujud kecuali kelebihan dan kekurangan masing-masing pasangan. Orang yang cerdas akan menerima kekurangan pasangannya dan menutup mata dari sisi negatif pasangannya.
Wanita itu lemah fisik dan akhlaknya. Jika suami melalaikan kelebihan istrinya dan segala prilaku istrinya dihitung dengan cermat maka dia tidak akan mendapat apa-apa dari istrinya. Jika suami berlebih-lebihan dalam meluruskan istrinya maka dia akan mematahkannya dan patahnya itu sama dengan bercerai.
Seorang istri juga harus menyadari bahwa kebahagiaan dan rasa cinta tidak akan sempurna kecuali jika dia adalah seorang yang taat beragama dan menjaga kehormatan, mentaati suaminya dan menerima suaminya sebagai pemimpinnya, tidak menutup-nutupi jasa dan kebaikan suaminya, tidak menyakitinya ketika suami ada di rumah dan tidak mengkhianatinya ketika suami pergi.
[Diolah dari al Khuthab al Minbariyyah karya Syeikh Abdul Muhsin bin Muhammad al Qosim hal 199-203].
Home » Khutbah Jumat » Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Label: Khutbah Jumat