Dunia Kehilangan Dua Ulama Besarnya

Maha suci Allah yang berfirman:
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالْأِكْرَامِ" (الرحمن:26ـ 27)
Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan dunia rumah sementara dan bukannya rumah yang selamanya. Sungguh akhirat adalah tempat yang kekal, dan sungguh tidaklah bergantinya hari kecuali hanya semakin mendekatkan diri kepada akhirat nanti, dan tidaklah dari segala yang hidup kecuali hanya berjalan menuju kematiannya. Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada Hasan Al Bashri yang berkata: Wahai anak cucu Adam, sesungguhnya engkau adalah hari-hari. Jika harimu telah pergi, maka telah pergilah sebagian darimu. Malam dan siang berbuat di dalam dirimu. Maka berbuatlah kamu di dalam mereka berdua.
Di tahun ini, umat Islam dalam waktu yang sangat berdekatan telah kehilangan dua ulama besar, ialah beliau Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid (meninggal tanggal 27 Muharram 1429) dan Syaikh Muhammad Amru bin Abdullathif (meninggal tanggal 14 Muharram 1429).
Syaikh Muhamad Amru bin Abdullathif adalah seorang pakar hadits yang dilahirkan pada 11 Ramadhan 1374 atau tanggal 5 Februari 1955 di kota Mesir Baru, Kairo, Mesir. Beliau meninggal pada malam hari Selasa 14 Muharram 1429 atau tanggal 22 Januari 2008 Jam 10.30.
Beliau belajar hadits dari Syaikh Muhammad Najib Al Muthi'y صاحب تكملة المجموع . Syaikh Najib berkata pada murid-murid yang menghadiri kajiannya, "Saya tidak percaya kecuali pada Muhammad Amru dan Muhammad Ash-Shawwaf.
Sedangkan dengan Syaikh Al Bani, beliau berguru melalui buku-buku karangannya dan hanya sekali berjumpa dengan beliau (saat itu beliau tidak tahu kalau orang yang dilihatnya adalah Syaikh Al Bani). Maka ketika ditanya siapa orang yang ingin sekali ia jumpai, beliau menjawab, "Syaikh Al Bani." Dalam mempelajari karangan Syaikh Al Bani, beliau sangat mendalami ilmu-ilmu yang dituangkan dalam berbagai kitab-kitabnya. Bahkan beliau menasihatkan kepada para penuntut ilmu hadits agar salah satunya mempelajari kitab Salasilusy Syaikh Al Bani, Irwa' ul Ghalil dan seluruh karangan beliau. Demikian karena saking cintanya beliau dengan ilmu Syaikh Al Bani.
Tentang Biografi lengkap beliau dapat dilihat di: http://www.alukah.net/majles/showthread.php?t=11501 .
Dan perjalanan bersama Al Quran beliau dapat dilihat di: http://www.factway.net/vb/showthread.php?t=522
Wasiat beliau kepada kaum muslimin sebagaimana dikutip situs q8manar.com adalah sebagai berikut,
"Saya berwasiat kepada kaum muslimin dan diri saya pribadi untuk bertakwa kepada Allah di waktu sendiri maupun terang-terangan. Dan nasihat khusus untuk para penuntut ilmu adalah saya wasiatkan kepada mereka untuk bersabar dan tidak tergesa-gesa memimpin, yakni janganlah mereka tergesa-gesa menjadi 'sesuatu'. Kemudian saya wasiatkan kepada mereka untuk bersabar dalam arti sabar secara umum, dan jangan membatasi sampainya mereka kepada suatu tingkatan tertentu, dan jumlah usia tertentu." @ Abu Mujahid