‘Amr Ibn Ash

Lazimnya, shahabat Rasulullah saw, dahulunya adalah seorang yang kafir. Amr ibn Ash salah seorang yang kekafirannya amat menyusahkan Rasulullah saw terhadap dakwah, hingga pada suatu ketika Rasul memohon kepada Allah agar Allah menurunkan siksaan kepada para gembong Quraisy, seorang diantaranya adalah Amr ibn Ash.
Tiba – tiba turunlah wahyu Allah, “Tak ada sesuatu pun kekuasaanmu mengenai urusan itu, apakah Allah akan menerima taubat mereka atau akan menyiksa mereka. Sesungguhnya mereka itu adalah orang – orang yang aniaya.” (QS Al-Imran: 128)
Rasulullah memahami bahwa maksud ayat tersebut adalah agar menghentikan doa untuk menyiksa mereka serta menyerahkan utusan mereka kepada Allah, boleh jadi mereka bertaubat dan Allah menerima taubatnya.
Uniknya keislaman Amr ibn Ash, diawali bimbingan Negus seorang Raja Habsyi, raja Habsyi mengenal baik Amr Ibn Ash yang seiring keluar masuk Habsyi mempersembahkan barang-barang antic sebagai hadiah bagi raja.
Di waktu kunjungannya yang terakhir ke negeri itu, tersebutlah berita munculnya Rasul yang menyebarkan tauhid dan akhlak mulia di tanah Arab.
Raja Habsyi menanyakan kepada Amr Ibn Ash mengapa tidak beriman kepada Muhammad padahal orang itu benar – benar utusan Allah?. Secepatnya Amr terjun mengarungi lautan kembali ke kampung halamannya, lalu mengarahkan langkahnya menuju Madinah untuk menemui Rasulullah saw dan masuk Islam.
Amr Ibn Ash pun beralih menjadi pejuang Muslim dan salah seorang panglima yang gagah berani. Sejarah mencatat dengan tinta emas Amr Ibn Ash dikenal sebagai Pembebas Mesir. Islam membuka negeri itu bukanlah menurut pengertian modern, tetapi membebaskan dari dua kerajaan besar yang melanggengkan perbudakan dan penindasan yang dahsyat yaitu Imperium Persi dan Romawi.
Mesir sendiri tatkala pasukan perintis tentara Islam memasuki wilayahnya, merupakan jajahan dari Romawi, sementara perjuangan penduduk untuk menentang Romawi tidak membuahkan hasil. Karena itu, saat tapal batas kerajaan – kerajaan itu bergema suara takbir dari pasukan – pasukan yang beriman. Warga mesir berduyun – duyun menyambut dengan baik dan memeluk Islam, menemukan kebebasan dari kekuasaan kisra maupun kaisar.
Dengan demikian, Amr Ibn Ash bersama anak buahnya bukanlah penjajah yang menaklukkan Mesir. Sehingga tidak tepat bila disebut sebagai penakluk Mesir. Mereka hanyalah merintis dan membuka jalan bagi Mesir agar dapat mencapai tujuannya dengan kebenaran dengan mengikat norma peraturan yang Islami. Amr Ibn Ash menghindarkan penduduk Mesir dan orang-orang Qibti dari peperangan, agar pertempuran terbatas antara pasukan Muslimin dan Pasukan Romawi yang telah menduduki dan merampas negeri orang secara tidak sah serta mencuri harta penduduk dengan sewenang-wenang.
Amr Ibn Ash selain piawai sebagai panglima perang, ia juga seorang yang amanah. Hal ini menyebabkan Umar Ibn Khatthab, seorang yang amat teliti memilih gubernurnya. Menetapkan sebagai Gubernur di Palestina dan Yordania, kemudian di Mesir selama hayatnya Amirul Mukminin Umar Ibn Khattab.
Amirul Mukminin Umar Ibn Khattab mengenal bakat dan kelebihan Amr Ibn Ash yang cerdik dan lihai. Karenanya, sewaktu Amr Ibn Ash dikirim ke Syiria sebelum membebaskan Mesir, dikatakan kepada Umar bahwa tentara Romawi dipimpin oleh Athabon (panglima yang gagah berani), Umar tak gentar untuk mempertemukan dengan Amr Ibn Ash. Ternyata, pertarungan dimenangkan Arthabon Arab (Amr Ibn Ash), sehingga Arthabon Romawi meninggalkan tentaranya menderita kekalahan dan meluputkan diri ke Mesir. Dan tak lama setelah itu, disusul oleh Amr ke negeri itu untuk membiarkan bendera dan panji-panji Islam berkibar dengan aman dan damai.
Selanjutnya, Amr Ibn Ash wafat pada tahun 43 H, di Mesir sewaktu ia masih menjabat sebagai Gubernur. Di pangkuan negeri Mesir yang diperkenalkannya ajaran Islam itu, bersemayam tubuh kasarnya menghadap Allah swt.
Peninggalan bersejarah yang pernah dipergunakannya untuk mengajar, mengadili dan mengendalikan pemerintahan, masih tegak berdiri masjid yang telah berusia lanjut masjid Jami’u Amr yakni Masjid yang pertama kali dibangun di bumi Mesir.
Amr Ibn Ash sosok pahlawan sejati yang gagah berani dan teguh mengemban amanah itu telah pergi, tapi semangat dan tekad juangnya kelak akan tetap lahir menegakkan panji – panji Islam dengan penuh amanah serta semangat Jihad Fi Sabilillah@