Baik dan Buruknya Hidup itu Ujian ….

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan." (QS. Al-Anbiya': 35)

Hari itu, putra Ummu Sulaim sedang sakit. Abu Thalhah, suami Ummu Sulaim, keluar rumah (untuk suatu urusan). Beberapa saat kemudian, putranya meninggal.
Ummu Sulaim berpesan kepada keluarganya, "Jangan engkau ceritakan kejadian ini kepada Abu Thalhah, biarkan aku sendiri yang menceritakan peristiwa ini kepadanya."
Tatkala ia sudah sampai di rumah kembali, ia bertanya kepada istrinya, "Bagaimana keadaan anakku?" Ummu Sulaim menjawab, "Ia lebih tenang dari sebelumnya."
Kemudian Ummu Sulaim menghidangkan makanan malam untuk suaminya. Keduanya makan bersama, lalu setelah itu mereka bercengkerama hingga terjadi hubungan badan diantara keduanya.
Malam itu, Ummu Sulaim melayani suaminya tidak seperti biasanya. Setelah selesai, Ummu Sulaim bertanya kepada suaminya, "Bagaimana pendapatmu, jika seseorang meminjamkan sesuatu kepada orang lain, lalu ia meminta kembali apa yang ia pinjamkan. Bolehkah orang yang meminjam itu menahannya?" Abu Thalhah menjawab, "Tentu tidak boleh." Ummu Sulaim bertanya lagi, "Relakah kamu, jika putramu diambil oleh Allah?" Sepontan saja, Abu Thalhah marah, seraya ia berkata, "Tinggalkan aku, mengapa kamu baru cerita sekarang setelah aku berlumuran seperti ini!?Kemudian Abu Thalhah menceritakan semua yang terjadi pada malam hari itu kepada Rasulullah SAW, lalu beliau bertanya, "Apakah kalian berpengantin pada malam itu?" Abu Thalhah menjawab, "Ya." Lalu Rasulullah berdo'a, "Ya Allah, berkahilah mereka berdua."\
Cerita ini, kami sarikan dari hadits shahih, riwayat Bukhari dan Muslim. Silahkan lihat hadits Riyadus Shalihin, bab: Sabar, yang disusun oleh Imam An-Nawawi rahimahullah.Takdir Allah begitu rahasia. Tiada seorang pun yang tahu menahu mengenai tentang takdir-Nya. Setiap keputusannya pasti baik dan adil bagi hamba-Nya. Setiap kejadian yang ada di muka bumi ini, senang atau sedih tidak terlepas dari ketentuan-Nya. Semua itu sebagai ujian bagi manusia. Sekiranya, seseorang mendapatkan kebaikan dan mendapatkan yang ia inginkan, maka ia harus bersyukur, karena wujud keimanan kepada-Nya. Demikian pula, sekiranya seseorang itu mendapat kesediahan atau mengalami suatu peristiwa buruk yang belum terlintas di dalam benaknya, maka ia harus bersabar. ",1
Malam itu, Ummu Sulaim melayani suaminya tidak seperti biasanya. Setelah selesai, Ummu Sulaim bertanya kepada suaminya, "Bagaimana pendapatmu, jika seseorang meminjamkan sesuatu kepada orang lain, lalu ia meminta kembali apa yang ia pinjamkan. Bolehkah orang yang meminjam itu menahannya?" Abu Thalhah menjawab, "Tentu tidak boleh."
Ummu Sulaim bertanya lagi, "Relakah kamu, jika putramu diambil oleh Allah?"
Sepontan saja, Abu Thalhah marah, seraya ia berkata, "Tinggalkan aku, mengapa kamu baru cerita sekarang setelah aku berlumuran seperti ini!?
Kemudian Abu Thalhah menceritakan semua yang terjadi pada malam hari itu kepada Rasulullah SAW, lalu beliau bertanya, "Apakah kalian berpengantin pada malam itu?" Abu Thalhah menjawab, "Ya." Lalu Rasulullah berdo'a, "Ya Allah, berkahilah mereka berdua." Al Hadits ….
Cerita ini, kami sarikan dari hadits shahih, riwayat Bukhari dan Muslim. Silahkan lihat hadits Riyadus Shalihin, bab: Sabar, yang disusun oleh Imam An-Nawawi rahimahullah.
Takdir Allah begitu rahasia. Tiada seorang pun yang tahu tentang takdir-Nya. Setiap keputusannya pasti baik dan adil bagi hamba-Nya. Setiap kejadian yang ada di muka bumi ini, senang atau sedih tidak terlepas dari ketentuan-Nya. Semua itu sebagai ujian bagi manusia. Sekiranya, seseorang mendapatkan kebaikan dan mendapatkan yang ia inginkan, maka ia harus bersyukur, karena wujud keimanan kepada-Nya. Demikian pula, sekiranya seseorang itu mendapat kesediahan atau mengalami suatu peristiwa buruk yang belum terlintas di dalam benaknya, maka ia harus bersabar.
Sangat menakjubkan urusan orang yang beriman itu. Sungguh semua urusannya itu baik baginya. Dan hal itu tidak akan didapatkan oleh seorang pun, melainkan hanya orang yang beriman semata: Jika ia mendapatkan kebahagiaan ia bersyukur, maka syukur itu baik baginya; manakala ia mendapatkan musibah, ia bersabar, maka sabarnya itu juga baik baginya." (HR. Muslim)Syekh Ibnu Utsimin rahimahullah, memberikan arahan tentang makna hadits tersebut, " ….., maka orang yang beriman apapun keadaannya terhadap takdir Allah adalah baik baginya. Jika ia mendapatkan kesuliatan atau musibah ia bersabar terhadap keputusan Allah, ia berharap datangnya kebahagiaan setelah kesulitan dan mengharapkan balasan yang lebih baik dari Allah, maka kesabaran ini baik baginya, ia mendapatkan pahala orang-orang yang sabar. Jika ia mendapatkan kebahagiaan berupa nikmat agama, seperti ilmu dan amal shalih, dan juga kebahagiaan berupa nikmat duniawi seprti harta dan anak, lalu ia bersyukur atas nikmat itu dengan mentaati Allah. Sebab, syukur atas nikmat itu tidak hanya mengucapkan: Aku bersyukur kepada Allah, namun ia harus mentaati Allah, maka syukurnya ini baik baginya. Dan ia mendapatkan dua nikmat, nikmat agama dan\n nikmat dunia. Nikmat dunia berupa kebahagiaan, dan nikmat agama berupa syukur. Inilah kondisi orang beriman."",1]);//-->
Karenanya, Rasulullah SAW bersabda,
عَجَباً لأمْرِ المُؤمنِ إنَّ أمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خيرٌ ولَيسَ ذلِكَ لأَحَدٍ إلاَّ للمُؤْمِن إنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكانَ خَيراً لَهُ ، وإنْ أصَابَتْهُ ضرَاءُ صَبَرَ فَكانَ خَيْراً لَهُ
"Sangat menakjubkan urusan orang yang beriman itu. Sungguh semua urusannya itu baik baginya. Dan hal itu tidak akan didapatkan oleh seorang pun, melainkan hanya orang yang beriman semata: Jika ia mendapatkan kebahagiaan ia bersyukur, maka syukur itu baik baginya; manakala ia mendapatkan musibah, ia bersabar, maka sabarnya itu juga baik baginya." (HR. Muslim)
Syekh Ibnu Utsimin rahimahullah, memberikan penjelasan hadits tersebut, " ….., maka orang yang beriman apapun keadaannya terhadap takdir Allah adalah baik baginya. Jika ia mendapatkan kesuliatan atau musibah ia bersabar terhadap keputusan Allah, ia berharap datangnya kebahagiaan setelah kesulitan dan mengharapkan balasan yang lebih baik dari Allah, maka kesabaran ini baik baginya, ia mendapatkan pahala orang-orang yang sabar. Jika ia mendapatkan kebahagiaan berupa nikmat agama, seperti ilmu dan amal shalih, dan juga kebahagiaan berupa nikmat duniawi seprti harta dan anak, lalu ia bersyukur atas nikmat itu dengan mentaati Allah. Sebab, syukur atas nikmat itu tidak hanya mengucapkan: Aku bersyukur kepada Allah, namun ia harus mentaati Allah, maka syukurnya ini baik baginya. Dan ia mendapatkan dua nikmat, nikmat agama dan nikmat dunia. Nikmat dunia berupa kebahagiaan, dan nikmat agama berupa syukur. Inilah kondisi orang beriman."
Hidup itu adalah ujian, baik atau pun buruk menurut pandangan kita. Allah menguji keimanan, siapakah diantara mereka yang lebih baik amalnya di sisi Allah. Tidak sepantasnya setiap kejadian itu yang buruk dikomentari buruk. Ummu Sulaim, salah satu contoh konkrit manusia beriman itu. Seberat apapun musibah, manakala disikapi tenang dan tetap tawakkal kepada Allah, justru Allah membalasnya dengan banyak kabaikan. Ketika Nabi berdoa untuk keberkahan suami istri yang dilanda musibah itu dan keduanya tetap bersabar, Allah menganugrahi putra putra yang barokah. Dalam riwayat Bukhari disampekan: Ibnu Uyainah berkata: salah satu dari sahabat Anshar berkata: Aku melihat 9 putra, kesemuanya hafal Al-Qur'an, yakni dari putra Abdullah yang lahir.Hidup itu adalah ujian, baik atau pun buruk menurut pandangan kita. Allah menguji keimanan, siapakah diantara mereka yang lebih baik amalnya di sisi Allah.
Tidak sepantasnya setiap kejadian yang buruk itu dikomentari buruk. Ummu Sulaim, salah satu contoh konkrit manusia beriman. Seberat apapun musibah, manakala disikapi tenang dan tetap tawakkal kepada Allah, justru Allah membalasnya dengan banyak kabaikan.
Ketika Nabi berdoa untuk keberkahan suami istri yang dilanda musibah itu dan keduanya tetap bersabar, Allah menganugrahi seorang putra yang barokah yang diberi nama Abdullah. Dalam riwayat Bukhari disampaikan: Ibnu Uyainah berkata: salah satu dari sahabat Anshar berkata: Aku melihat 9 putra, kesemuanya hafal Al-Qur'an, yang dimaksud, salah seorang diantaranya adalah Abdullah putra dari Abu Thalhah.